Jumat, 03 September 2010

Deteksi Dini Kanker

DETEKSI DINI KANKER


A. PENGERTIAN DETEKSI DINI KANKER
Adalah usaha untuk menemukan adanya kanker yang masih dapat disembuhkan, yaitu kanker yang belum lama tumbuh, masih kecil, masih lokal, masih belum menimbulkan kerusakan yang berarti, pada golongan masyarakat tertentu dan pada waktu yang tertentu.
Deteksi dini umumnya dikerjakan pada orang-orang yang kelihatannya sehat, yang asimptomatik atau pada orang-oarang yang mempunyai resiko tinggi dapat kanker.

B. TUJUAN DETEKSI DINI
Deteksi dini bertujuan untuk menemukan adanya kanker dini, yaitu kanker yang masih dapat disembuhkan, untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas kanker.

C. DASAR-DASAR MENGADAKAN DETEKSI DINI
Deteksi dini didasarkan atas kenyataan-kenyataan berikut :
a. Perjalanan penyakit kanker umumnya mulai dari kanker in situ atau kanker lokal dalam taraf seluler atau organ. Fase kanker lokal umumnya cukup lama sebelum mengadakan invasi keluar organ atau sebelum mengadakan metastase.
b. Banyak kanker yang timbul dari tumor jinak atau lesi prakanker yang telah lama ada.
c. Lebih dari 75% kasus kanker terdapat pada organ atau pada tempat yang mudah diperiksa atau mudah diketemukan.
d. Penderita kanker umumnya baru datang ke dokter sesudah penyakitnya dalam keadaan stadium lanjut.


e. Kanker dini jauh lebih baik dari lanjut
Kanker dini dapat disembuhkan dan kanker lanjut sukar atau tidak dapat disembuhkan lagi. Makin dini kanker itu dapat ditemukan dan diobati makin baik prognosenya. Pengobatan tumor jinak dan lesi prakanker mencegah timbulnya kanker dan ini merupakan prevensi primer terhadap kanker.
f. Penyembuhan kanker secara spontan hampir tidak pernah terjadi.

D. DETEKSI DINI KANKER OVARIUM
Berdasarkan data dari Pusat Patologi Indonesia tahun 1990, kanker ovarium ditemukan sebanyak 958 diantara 13644 (7%) dari 10 kanker terbanyak pada laki-laki dan wanita atau urutan ke-6. Kalau dilihat dari kelompok wanita saja ia menempati urutan ke-3 dari 10 kanker terbanyak pada wanita. Di RSCM dari 1989-1992 ditemukan 1726 kasus kanker ginekologik dan 13,6 % nya adalah kanker ovarium. Kebanyakan datang sudah pada stasium lanjut III-IV (40,5 %). Kematian karena kanker ovarium sebanyak 22,6% dari 327 kematian karena kanker ginekologi, atau terbanyak sesudah kematian karena kanker serviks (1).
Karena letaknya dalam panggul maka gejala awal jarang ditemukan sehingga diagnosis sering dibuat kanker sudah dalam stadium lanjut (III-IV). Dengan mengingat tidak adanya simptom awal dan banyaknya kematian setiap tahun maka usaha-usaha untuk meningkatkan harapan wanita terhadap penyakit ini diarahkan pada usaha mencari cara-cara untuk mendiagnosis secara dini, idealnya mendeteksi pada stadium pra kanker.
Karena letaknya dalam panggul maka cara untuk mendeteksi tumor ovarium tergantung pada pemeriksaan dalam, petanda tumor (tumor Marker) dan tehnik pencitraan.





E. PERAN BIDAN DALAM DETEKSI DINI KANKER OVARIUM

1. Bidan sebagai Pengelola
a. Bidan harus mampu mengidentifikasi serta mengelola faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan kanker ovarium.
Faktor-faktor resiko tersebut yaitu :
- Usia :sebagian besar timbul resiko diatas 50 tahun
- Riwayat keluarga
Kelompok wanita dengan keluarga tingkat pertama (ibu, saudara perempuan, anak perempuan) atau keluarga terdekat yang menderita kanker ovarium dan atau kanker payudara merupakan kelompok yang beresiko tinggi untuk timbulnya kanker ini. Demikian pula kelompok wanita yang keluarganya menderita kanker Colon, merupakan kelompok resiko tinggi untuk timbulnya kanker ovarium.
- Riwayat penyakitt
Kelompok wanita yang pernah mengalami kanker payudara atau kanker kolon, beresiko tinggi untuk timbul kanker ovarium.
- Pil Kontrasepsi
Pengguna pil kontrasepsi dapat menurunkan resiko kanker ovarium.
- Terapi Sulih Hormon (TSH)
Pengguna pil TSH setelah usia pasca menopause meningkatkan resiko timbulnya kanker ovarium. TSH diperlukan untuk menjaga kesehatan wanita pasca menopause, disamping mencegah osteoporosis dan penyakit jantung. Keuntungan dan kerugian pengguna TSH perlu diketahui olah pasien dan dokter.

b. Bidan harus mampu mengarahkan pasien yang memiliki faktor-faktor resiko tersebut diatas untuk dilakukan pemeriksaan deteksi dini kemungkinan kanker ovarium.
c. Bidan harus mengetahui dan mengidentifikasi gejala-gejala kanker ovarium diantaranya yaitu : Pada perimenopause ditemukan gejala haid yang tidak teratur.

2. Bidan sebagai pelaksana dan pendidik
a. Bidan melaksanakan pengkajian keluhan pada pasien yang beresiko terhadap kanker ovarium. Biasanya pasien kanker ovarium stadium awal belum mengalami keluhan yang berarti, sehingga dalam hal ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi pasien berdasarkan faktor-faktor resiko dan gejala.
b. Menjelaskan tehnik-tehnik deteksi dini kanker ovarium.
Tehnik deteksi dini kanker ovarium :
- Pemeriksaan dalam oleh dokter
- Pemeriksaan petanda tumor (Tumor marker)
Salah satu antigen yang dilepaskan dari epithel kanker ovarium yang paling dikenal adalah CA 125. Kadar CA 125 dapat meningkat pada fase pra klinik asimptomatik penyakit ini.
- Pemeriksaan pencitraan dengan UST (Ultra Sonografi Transvaginal) Color Dopler Tranvaginal (CDT).
UST merupakan tehnik yang sangat sensitif untuk mendeteksi tumor ovarium.CDT mampu membedakan tumor jinak dan ganas
a. Memberikan pendidikan dan penyuluhan untuk membangun rasa tanggung jawab pada pasien untuk melakukan tes deteksi dini kanker ovarium.
b. Memberikan informasi mengenai tempat layanan untuk tes deteksi dini kanker ovarium.
c. Meyakinkan klien bahwa pentingnya dilakukan deteksi dini sebagai upaya penemuan sehingga dapat dilakukan pencegahan perjalanan stadium penyakit kanker ovarium dan dapat menentukan tahap terapi yang akan dilakukan untuk menghambat perjalanan penyakit.
d. Memberikan informasi mengenai persiapan-persiapan (Fisik dan Psikologis) sebelum melakukan deteksi dini kanker ovarium.
e. Memberikan penjelasan kepada keluarga untuk proaktif mendukung pasien dalam melakukan deteksi dini.
f. Merencanakan tindakan kolaborasi sesuai dengan kebutuhan kondisi pasien.
g. Melakukan rujukan pada pasien yang dicurigai kanker ovarium berdasarkan data subjektif dan objektif ke fasilitas yang lebih lengkap.
h. Mendokumentasikan semua kegiatan yang telah dilaksanakan.

3. Bidan sebagai Peneliti
Penelitian yang dapat dilakukan oleh bidan yang berhubungan dengan deteksi dini kanker ovarium antara lain:
a. Efektifitas pelaksanaan deteksi dini terhadap tingkat keganasan Ca Ovarium
b. Pengaruh faktor usia, genetik terhadap kejadian Ca ovarium
c. Tingkat kecemasan pasien sebelum dan setelah tindakan deteksi dini Ca ovarium
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pasien untuk melakukan deteksi dini Ca ovarium
e. Hubungan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap keberhasilan program deteksi dini Ca ovarium.












DAFTAR PUSTAKA



Sukardja I.G.D. Onkologi klinik, Ed.2. Surabaya: Airlangga University Press, . 2000. Hal: 175-177.

Onkologi Ginekologi, Editor M. Farid Azis, Andrijono, Abdul Bari Saifuddin. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2006

Purbadi S. Deteksi Dini Kanker. Editor Ramli M, Umbas R, Panigoro, SS. Jakarta :FK UI. 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar